Press ESC to close

Pengertian GraphQL Untuk Web Developer

Halo, para web developer di seluruh dunia! Pernahkah kamu merasa frustrasi saat membangun aplikasi web karena harus berurusan dengan API yang mengirimkan terlalu banyak data (over-fetching) atau terlalu sedikit data (under-fetching)? Atau mungkin kamu kesulitan ketika harus menggabungkan data dari berbagai endpoint API? Jika jawabanmu “iya”, berarti saatnya kamu belajar pengertian GraphQL untuk web developer!

Di era pengembangan web yang serba cepat ini, efisiensi dan fleksibilitas adalah kunci. Kita membutuhkan cara yang lebih baik untuk berinteraksi dengan data.

Dulu, REST API adalah “raja” yang tak tergantikan. Namun, seiring dengan kompleksitas aplikasi yang meningkat, kebutuhan akan pendekatan yang lebih adaptif pun muncul.

Di sinilah GraphQL hadir sebagai solusi yang menjanjikan, mengubah cara kita berpikir tentang API. Mari kita selami lebih dalam apa sebenarnya pengertian GraphQL untuk web developer dan mengapa ia menjadi pembicaraan hangat di kalangan developer!

Simak Juga : Sertifikasi Web Developer

Apa Sih Pengertian GraphQL Itu?

Secara sederhana, GraphQL adalah bahasa kueri (query language) untuk API dan runtime untuk memenuhi kueri tersebut dengan data yang ada.

Diciptakan oleh Facebook pada tahun 2012 dan dirilis secara open source pada tahun 2015, GraphQL muncul sebagai alternatif yang lebih fleksibel dan efisien dibandingkan arsitektur REST API tradisional.

Bayangkan kamu sedang memesan kopi di kafe. Dengan REST, kamu mungkin harus memesan “kopi susu” dan mereka akan memberimu kopi susu lengkap dengan gulanya, sendoknya, dan mungkin bahkan selembar serbet, meskipun kamu hanya ingin kopinya saja.

Nah, dengan GraphQL, kamu bisa bilang, “Saya mau kopi susu, tapi hanya kopinya saja, tanpa gula dan serbet.” Kamu mendapatkan persis apa yang kamu minta, tidak lebih dan tidak kurang!

Inilah inti dari pengertian GraphQL untuk web developer: memberikan kekuatan kepada client (aplikasi web atau mobile) untuk menentukan data apa yang mereka butuhkan dari server.

Ini sangat berbeda dengan REST, di mana server menentukan struktur data yang akan dikirim melalui endpoint yang sudah ditentukan. Dengan GraphQL, komunikasi antara client dan server menjadi jauh lebih efisien dan terarah.

Mengapa GraphQL Menjadi Pilihan Menarik bagi Web Developer?

Setelah memahami dasar pengertian GraphQL, mari kita bahas mengapa GraphQL menjadi magnet bagi para web developer dan mulai banyak diadopsi dalam proyek-proyek modern. Ini bukan hanya sekadar tren, melainkan solusi nyata untuk banyak permasalahan yang sering dihadapi developer.

Pertama, mengatasi over-fetching dan under-fetching. Ini adalah masalah klasik di REST API. Over-fetching terjadi ketika server mengirimkan lebih banyak data dari yang dibutuhkan client. Bayangkan kamu hanya butuh nama pengguna, tapi server mengirimkan nama, email, alamat, nomor telepon, dan riwayat transaksi.

Ini membuang bandwidth dan memperlambat aplikasi. Sebaliknya, under-fetching terjadi ketika client harus melakukan beberapa permintaan ke endpoint berbeda untuk mendapatkan semua data yang dibutuhkan. Dengan GraphQL, client bisa meminta data spesifik yang dibutuhkan dalam satu kali permintaan, sehingga kedua masalah ini teratasi.

Kedua, pengembangan yang lebih cepat dan fleksibel. Dengan GraphQL, frontend developer memiliki kebebasan lebih untuk mengembangkan fitur tanpa harus menunggu backend developer mengubah endpoint API. Jika ada kebutuhan data baru, frontend bisa langsung memintanya tanpa perlu modifikasi di sisi server (selama data tersebut tersedia di schema GraphQL). Ini mempercepat siklus pengembangan dan memungkinkan iterasi yang lebih lincah.

Ketiga, dokumentasi API yang otomatis dan up-to-date. Salah satu fitur keren dari GraphQL adalah kemampuan introspeksi. Artinya, kamu bisa mengkueri schema GraphQL itu sendiri untuk mengetahui data apa saja yang tersedia dan bagaimana cara memintanya. Ini menghasilkan dokumentasi API yang selalu up-to-date secara otomatis, menghilangkan kebutuhan untuk pembaruan manual yang seringkali tertinggal. Ini adalah bagian penting dari pengertian GraphQL untuk web developer yang meningkatkan produktivitas.

Perbedaan Utama GraphQL dengan REST API

Untuk memahami pengertian GraphQL untuk web developer secara utuh, penting untuk melihat perbedaannya dengan REST API yang mungkin sudah akrab di telingamu.

Fitur PentingREST APIGraphQL
EndpointBanyak endpoint untuk sumber daya berbedaSatu endpoint tunggal (misalnya /graphql)
Data FetchingServer menentukan struktur data yang dikirimClient menentukan data yang dibutuhkan (kueri spesifik)
Pencegahan MasalahRentan over-fetching dan under-fetchingMencegah over-fetching dan under-fetching
Versi APISering menggunakan versioning (misalnya /v1/, /v2/)Fleksibel, jarang membutuhkan versioning
Kompleksitas ClientPerlu banyak permintaan HTTP untuk data kompleksCukup satu permintaan untuk data kompleks
DokumentasiUmumnya manual, bisa ketinggalan zamanOtomatis via introspeksi, selalu up-to-date

Meskipun REST API masih sangat relevan dan banyak digunakan, GraphQL menawarkan solusi yang lebih modern untuk kebutuhan data yang dinamis dan kompleks.

Konsep Dasar GraphQL yang Wajib Diketahui Web Developer

Untuk bisa mulai menggunakan GraphQL, ada beberapa konsep dasar yang harus kamu pahami. Ini adalah pondasi dari pengertian GraphQL untuk web developer.

1. Schema (Skema)

Schema adalah jantung dari setiap API GraphQL. Ini adalah cetak biru yang mendefinisikan semua tipe data yang tersedia di API-mu, serta bagaimana data tersebut dapat diakses. Di dalam schema, kamu akan menentukan:

  • Object Types: Jenis data yang bisa kamu minta (misalnya, User, Product, Order).
  • Fields: Atribut dari setiap Object Type (misalnya, User punya id, name, email).
  • Relationships: Bagaimana Object Types saling berhubungan (misalnya, User bisa punya banyak Order).

Schema ditulis menggunakan Schema Definition Language (SDL), yang mirip dengan bahasa pemrograman tapi lebih fokus pada definisi data. Dengan schema yang jelas, baik frontend maupun backend developer bisa bekerja lebih sinkron.

2. Query (Kueri)

Query adalah cara client meminta data dari server GraphQL. Ini mirip dengan operasi GET di REST, tapi jauh lebih powerful karena kamu bisa menentukan field spesifik yang kamu inginkan. Contoh query sederhana:

GraphQL

query {

  user(id: “123”) {

    name

    email

  }

}

Dalam kueri di atas, kita hanya meminta name dan email dari user dengan id “123”. Jika kita tidak menulis email, maka server tidak akan mengirimkan data email. Ini adalah inti dari kemampuan GraphQL untuk menghindari over-fetching.

3. Mutation (Mutasi)

Jika Query adalah untuk mengambil data, maka Mutation adalah untuk memodifikasi data di server. Ini mirip dengan operasi POST, PUT, PATCH, atau DELETE di REST. Contoh mutation untuk menambahkan pengguna baru:

GraphQL

mutation {

  createUser(input: { name: “Budi”, email: “budi@example.com” }) {

    id

    name

  }

}

Setelah mutation berhasil, server bisa langsung mengembalikan data yang relevan (misalnya, id dan name dari pengguna yang baru dibuat). Ini sangat efisien karena kamu tidak perlu melakukan permintaan terpisah untuk mendapatkan data yang baru diubah.

4. Subscription (Langganan)

Subscription adalah fitur GraphQL yang memungkinkan client untuk menerima pembaruan data secara real-time dari server. Ini sangat berguna untuk aplikasi yang membutuhkan data dinamis, seperti chat applications, live dashboards, atau notifikasi.

Ketika client “berlangganan” suatu event tertentu, server akan secara otomatis mengirimkan data baru setiap kali event tersebut terjadi, tanpa perlu client melakukan permintaan berulang. Ini biasanya diimplementasikan menggunakan WebSocket.

Memulai dengan GraphQL untuk Web Developer

Tertarik untuk mulai menggunakan GraphQL? Bagus! Ini adalah beberapa langkah awal yang bisa kamu pertimbangkan sebagai seorang web developer:

  1. Pilih Bahasa Pemrograman/Framework: GraphQL tidak terikat pada satu bahasa pemrograman. Kamu bisa mengimplementasikannya di Node.js (dengan Apollo Server, Express-GraphQL), Python (dengan Graphene), Ruby on Rails, PHP, dan banyak lagi.
  2. Pilih Klien GraphQL: Di sisi frontend, kamu akan membutuhkan library klien untuk berinteraksi dengan API GraphQL. Yang paling populer adalah Apollo Client (untuk React, Vue, Angular) atau urql.
  3. Pelajari SDL (Schema Definition Language): Pahami bagaimana mendefinisikan schema API-mu. Ini adalah langkah fundamental.
  4. Praktik dengan Tooling: Manfaatkan tools seperti GraphiQL atau Apollo Studio yang menyediakan interface interaktif untuk mengetes query, mutation, dan melihat schema API-mu.

Dengan belajar pengertian GraphQL untuk web developer dan mulai mempraktikkannya, kamu akan merasakan bagaimana GraphQL bisa menyederhanakan pengembangan API dan meningkatkan performa aplikasi web-mu.

Kesimpulan

Selamat! Kamu sudah menjelajahi pengertian GraphQL untuk web developer secara mendalam. Kita telah memahami bahwa GraphQL adalah bahasa kueri API yang revolusioner, dirancang untuk mengatasi keterbatasan REST API seperti over-fetching dan under-fetching. Dengan memberikan kontrol lebih kepada client untuk menentukan data yang dibutuhkan, GraphQL memungkinkan pengembangan yang lebih cepat, efisien, dan fleksibel.

Mulai dari konsep schema yang menjadi fondasi, query untuk mengambil data, mutation untuk memodifikasi data, hingga subscription untuk pembaruan real-time, setiap elemen GraphQL dirancang untuk membuat interaksi data menjadi lebih powerful. Sebagai web developer, memahami dan menguasai GraphQL bukan hanya menambah skillset kamu, tetapi juga membuka pintu ke berbagai kemungkinan baru dalam membangun aplikasi web yang modern dan responsif. Jadi, jangan ragu untuk memulai perjalananmu dengan GraphQL!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sertifikasi Kompetensi Teknologi Pilihan
This error message is only visible to WordPress admins

Error: No feed with the ID 1 found.

Please go to the Instagram Feed settings page to create a feed.

@Katen on Instagram
This error message is only visible to WordPress admins

Error: No feed with the ID 1 found.

Please go to the Instagram Feed settings page to create a feed.