
Halo, para pebisnis online dan marketer! Pernahkah kamu merasa kepo setelah mengunjungi sebuah website, lalu iklannya seolah mengikuti kamu kemana pun kamu Browse? Itu bukan kebetulan, lho! Itu adalah salah satu strategi cerdas dalam digital marketing yang dinamakan retargeting.
Nah, di artikel ini, kita akan membahas tuntas pengertian retargeting dalam digital marketing, kenapa strategi ini begitu efektif, dan bagaimana cara kerjanya.
Di dunia pemasaran digital yang kompetitif ini, menarik perhatian calon pelanggan itu sudah susah, tapi mempertahankan mereka agar tidak “kabur” itu jauh lebih menantang.
Banyak orang yang mungkin sudah tertarik dengan produk atau jasa kita, tapi karena satu dan lain hal, mereka belum melakukan pembelian. Inilah saatnya retargeting berperan. Jadi, yuk kita selami lebih dalam bagaimana pengertian retargeting dalam digital marketing bisa membantu bisnismu!
Baca Juga : Sertifikasi Digital Marketing
Apa Sih Pengertian Retargeting dalam Digital Marketing Itu?
Secara sederhana, retargeting (sering juga disebut remarketing) adalah strategi digital marketing yang memungkinkan kita untuk menampilkan iklan kepada orang-orang yang sebelumnya sudah berinteraksi dengan brand atau website kita.
Bayangkan begini ada seseorang yang mampir ke toko fisikmu, melihat-lihat barang, tapi belum membeli apa pun. Nah, retargeting itu seperti mengirimkan brosur atau pesan pribadi kepada orang tersebut setelah ia keluar dari toko, mengingatkan kembali tentang produk yang ia lihat.
Fokus utama dari retargeting adalah menjangkau kembali audiens yang sudah menunjukkan minat awal. Mereka sudah tahu siapa kamu, mereka sudah melihat-lihat produkmu, tapi mungkin ada beberapa alasan yang membuat mereka belum sampai ke tahap pembelian.
Bisa jadi mereka masih membandingkan harga, belum yakin, atau sekadar lupa. Dengan retargeting, kita mencoba “membujuk” mereka kembali dengan iklan yang relevan dan tepat waktu.
Memahami pengertian retargeting dalam digital marketing ini adalah kunci untuk memanfaatkannya secara optimal.
Mengapa Retargeting Begitu Penting dalam Strategi Pemasaran Digital?
Kamu mungkin bertanya, “Kenapa sih harus repot-repot retargeting? Kan bisa pasang iklan baru terus?” Nah, ada beberapa alasan kuat mengapa retargeting menjadi salah satu senjata ampuh dalam strategi digital marketing modern.
Pertama, tingkat konversi yang lebih tinggi. Audiens yang sudah pernah berinteraksi denganmu jauh lebih mungkin untuk melakukan pembelian dibandingkan audiens baru. Mengapa? Karena mereka sudah memiliki “kehangatan” awal terhadap brand-mu.
Mereka tidak asing lagi. Ini membuat mereka lebih reseptif terhadap iklanmu, sehingga peluang mereka untuk melakukan konversi (misalnya, membeli produk atau mengisi formulir) menjadi jauh lebih besar.
Kedua, biaya iklan yang lebih efisien. Coba bandingkan biaya untuk menarik pelanggan baru yang belum mengenal brand-mu sama sekali dengan biaya untuk meyakinkan kembali orang yang sudah tertarik. Tentu saja, biaya untuk retargeting cenderung lebih rendah karena kamu menargetkan audiens yang sudah “siap”. Ini berarti kamu bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dengan anggaran yang sama, atau bahkan lebih sedikit!
Ketiga, membangun brand recall dan loyalitas. Dengan menampilkan iklanmu secara konsisten kepada mereka yang sudah berinteraksi, kamu tidak hanya mengingatkan mereka tentang produkmu, tapi juga membantu brand-mu tetap top-of-mind.
Ini sangat penting untuk membangun kesadaran merek dan pada akhirnya, loyalitas pelanggan jangka panjang. Jadi, jika kamu ingin brand-mu terus diingat, memahami pengertian retargeting dalam digital marketing adalah sebuah keharusan.
Bagaimana Cara Kerja Retargeting dalam Digital Marketing?
Oke, sekarang kita masuk ke bagian teknisnya. Bagaimana sih sebenarnya retargeting ini bekerja di balik layar? Prosesnya sebenarnya cukup menarik dan melibatkan teknologi cookies yang mungkin sering kamu dengar.
Ketika seseorang mengunjungi website-mu, sepotong kode kecil yang disebut pixel (sering disebut retargeting pixel atau tracking pixel) akan ditempatkan di browser mereka dalam bentuk cookie. Pixel ini tidak mengumpulkan informasi pribadi, kok. Fungsinya hanya untuk “menandai” browser tersebut bahwa ia pernah mengunjungi website-mu.
Setelah browser tersebut ditandai, ketika pengunjung itu pergi ke website lain yang merupakan bagian dari jaringan iklan (misalnya, Google Display Network atau Facebook Audience Network), pixel akan memberi tahu platform iklan bahwa orang tersebut adalah audiens yang sebelumnya sudah mengunjungi website-mu. Nah, saat itulah iklanmu akan ditampilkan secara khusus kepada mereka.
Jadi, intinya adalah “menandai” pengunjung website dan kemudian menargetkan mereka dengan iklan yang relevan. Ini adalah inti dari pengertian retargeting dalam digital marketing yang perlu kamu pahami.
Jenis-jenis Retargeting dalam Digital Marketing
Tahukah kamu, retargeting itu ada berbagai jenisnya, lho! Masing-masing punya cara kerja dan target yang sedikit berbeda. Memahami jenis-jenis ini akan membantumu memilih strategi yang paling sesuai dengan tujuan bisnismu.
1. Pixel-Based Retargeting (Website Retargeting)
Ini adalah jenis retargeting yang paling umum dan sudah kita bahas sebelumnya. Seperti namanya, ini bekerja dengan menempatkan pixel pada website-mu. Setiap kali seseorang mengunjungi halaman tertentu di website-mu, pixel akan merekamnya.
Contoh paling jelas adalah ketika kamu mengunjungi situs e-commerce, melihat beberapa produk, tapi tidak membelinya. Setelah itu, kamu akan melihat iklan produk-produk yang sama (atau serupa) di platform lain seperti Facebook atau Google. Jenis ini sangat efektif untuk:
- Mengingatkan pengunjung tentang produk yang mereka lihat tapi belum beli (abandoned cart).
- Menawarkan diskon khusus kepada mereka yang hampir bertransaksi.
- Mempromosikan produk terkait.
Strategi ini sangat fundamental dalam pengertian retargeting dalam digital marketing.
2. List-Based Retargeting (Customer List Retargeting)
Berbeda dengan pixel-based yang mengandalkan pengunjung website, list-based retargeting menggunakan data pelanggan yang sudah kamu miliki, seperti alamat email atau nomor telepon. Kamu mengunggah daftar email pelanggan atau leads ke platform iklan (misalnya, Facebook Custom Audiences atau Google Customer Match).
Platform kemudian akan mencocokkan email tersebut dengan profil pengguna mereka dan menampilkan iklan kepada mereka. Jenis ini sangat cocok untuk:
- Mempromosikan produk baru kepada pelanggan lama.
- Mengaktifkan kembali pelanggan yang sudah lama tidak berbelanja.
- Menawarkan loyalty program atau diskon eksklusif.
Ini adalah cara yang bagus untuk memanfaatkan data yang sudah kamu kumpulkan dan memperkuat hubungan dengan audiensmu.
3. Search Retargeting
Jenis ini sedikit berbeda karena menargetkan pengguna berdasarkan kata kunci pencarian yang mereka gunakan, bukan hanya kunjungan website. Jadi, jika seseorang mencari “sepatu lari terbaik” di Google, meskipun mereka belum mengunjungi website-mu, kamu bisa menargetkan mereka dengan iklan sepatumu.
Biasanya, ini dilakukan melalui platform iklan pencarian yang memungkinkan penargetan audiens berdasarkan riwayat pencarian mereka. Ini membantu kamu menjangkau audiens yang aktif mencari informasi terkait produk atau jasa yang kamu tawarkan, bahkan jika mereka belum menemukan brand-mu.
4. Video Retargeting
Jika kamu sering menggunakan konten video, video retargeting bisa jadi pilihan yang sangat kuat. Ini memungkinkan kamu menargetkan iklan kepada orang-orang yang sudah menonton video-mu di platform seperti YouTube atau Facebook.
Kamu bisa menargetkan audiens berdasarkan:
- Durasi video yang mereka tonton (misalnya, mereka yang menonton minimal 75% video).
- Video spesifik yang mereka tonton.
- Jumlah video yang mereka tonton dari channel-mu.
Ini sangat efektif untuk memfilter audiens yang paling tertarik dengan konten video-mu dan kemudian menawarkan mereka penawaran yang lebih spesifik.
Strategi Efektif dalam Menerapkan Retargeting
Setelah memahami pengertian retargeting dalam digital marketing dan jenis-jenisnya, sekarang saatnya kita bicara strategi. Bagaimana cara menerapkannya agar hasilnya maksimal?
- Segmentasi Audiens: Jangan menargetkan semua pengunjung website dengan iklan yang sama! Pisahkan audiens berdasarkan perilaku mereka. Misalnya, orang yang hanya melihat halaman depan, orang yang melihat produk tertentu, atau orang yang sudah memasukkan barang ke keranjang tapi belum checkout.
- Personalisasi Iklan: Tampilkan iklan yang sangat relevan dengan apa yang dilihat atau dilakukan audiens sebelumnya. Jika mereka melihat sepatu, tunjukkan iklan sepatu, bukan baju. Personalisasi akan meningkatkan efektivitas iklanmu.
- Frekuensi Capping: Jangan sampai iklanmu muncul terus-menerus dan membuat audiens terganggu. Tetapkan batasan frekuensi tampilan iklan agar tidak terkesan spammy.
- Pengecualian Audiens: Penting untuk mengecualikan orang-orang yang sudah melakukan konversi (misalnya, sudah membeli produk) dari kampanye retargeting penjualanmu. Mereka tidak perlu lagi melihat iklan produk yang sudah mereka beli, kan? Fokuskan untuk menawarkan produk lain atau meminta review dari mereka.
- A/B Testing: Selalu uji coba berbagai variasi iklan (judul, gambar, call-to-action) untuk melihat mana yang paling perform.
Kesimpulan
Selamat! Kamu sekarang sudah memiliki pemahaman mendalam tentang pengertian retargeting dalam digital marketing dan bagaimana cara kerjanya. Retargeting adalah strategi yang sangat powerful untuk menjangkau kembali audiens yang sudah menunjukkan minat, meningkatkan tingkat konversi, dan membangun loyalitas pelanggan.
Dengan memanfaatkan berbagai jenis retargeting dan menerapkan strategi yang tepat, kamu bisa memaksimalkan investasi digital marketing-mu dan membawa bisnismu ke level selanjutnya. Jadi, jangan biarkan calon pelangganmu “kabur” begitu saja. Ajak mereka kembali dengan retargeting yang cerdas dan efektif! Siap mencoba?
Leave a Reply